Medical Art Club FK Unismuh Makassar Presents “Gelora Seni MAC 2025,” Highlighting Multicultural Artistic Expressions on a Single Stage
The Medical Art Club of the Faculty of Medicine, Muhammadiyah University of Makassar (Medical Art Club FK Unismuh) held an art performance titled “Gelora Seni 2025” at AP Pettarani Hall Makassar on Saturday, December 7, 2025. The event served as a platform for expression and artistic appreciation among medical students through a series of musical, theatrical, dance, poetry, and fashion presentations framed under the theme of an emotional journey.
The program, which ran from the afternoon until late evening, was systematically arranged into a pre-opening session, official opening, and five categories of performances representing the emotions of joy, sadness, anger, fear, and love, attended by hundreds of spectators consisting of students, lecturers, and invited guests.
The event commenced with guest arrival and registration from 17:30 to 19:00 WITA, followed by a pre-opening session that included a video on event guidelines and the singing of Indonesia Raya, the Faculty Anthem, and the Muhammadiyah University of Makassar Anthem. The committee then presented a welcome video, an opening band performance featuring all vocalists, and an official ceremonial opening by the master of ceremonies before entering the formal remarks session.
In his remarks, the Supervising Advisor of Gelora Seni 2025 and alumni member of MAC FK Unismuh, Dr. Ikhsan Mursad, emphasized that the program was designed as the culmination of one year of artistic development and creation by the members of the Medical Art Club. He stated, “Gelora Seni is not merely a form of entertainment, but a space for us to demonstrate that medical students are also capable of creating and growing through the arts,” he expressed before the audience. According to him, categorizing performances based on emotions was intended to allow messages conveyed through the artwork to be more deeply felt by spectators.
A representative of the Faculty of Medicine and Health Sciences of Unismuh Makassar, Vice Dean III, Dr. Asdar, Sp.B, conveyed his appreciation for the work of the committee and MAC in preserving the tradition of artistic performances. He noted that activities such as Gelora Seni support the development of medical student character—not only in academic excellence but also in sensitivity to humanity and empathy through the arts. He further encouraged continued innovation in future editions of the event.
The President of the Medical Art Club, Muh. Nurriansyah, added that this year’s performance involved students from various cohorts and artistic interests, including music, dance, theater, and literature. “Every performance tonight represents long hours of preparation and collaboration among MAC divisions. This evening is the moment where all the hard work culminates,” he stated. He expressed hope that MAC would continue to develop as a consistent artistic development platform within the faculty.
The “Joy Category” began with a transition video symbolizing cheerfulness, followed by a 10-minute cultural dance performance titled Sumange Sipakalebbi. The choreography blended traditional Bugis–Makassar elements with contemporary movement and received enthusiastic applause from the audience. The joyful tone continued through a modern dance performance, choir medley, and a fashion parade featuring 10 models wearing bright-colored outfits.
The atmosphere then shifted into the “Sadness Category” through a transition video and a guided narration from the host explaining the tone change. This segment featured a poetry recital, followed by a duet performance of the song “Percuma” by Sri Mulyani and Fauzan Maulana, and a solo performance by Divia Tifani singing “Terlalu Manis.” The category concluded with HEXO Band performing “Serana Duka (Mix),” strengthening the emotional theme of loss and sorrow.
The “Anger Category” brought a contrasting energy with the performance of Maudu Lompoa, a seven-minute dynamic dance with rapid movements. This was followed by a duet singing performance by Siti Nurmasuci and Kirani, and the highlight of the segment—a 15-minute theatrical presentation portraying internal conflict and social tension. One of the performers remarked that embracing emotions on stage helped them develop sensitivity and confidence to address relevant social issues.
The event progressed to the “Fear Category,” guided by a transition video and MC narration highlighting the intended expressions of anxiety and uncertainty. This segment included a 10-minute choral performance of “Terbuang Dalam Waktu,” followed by musical presentations from Accé Band with “33x,” Fibriles Band performing two songs, and Arthymia Band.
Finally, the performance concluded with the “Love Category,” symbolizing a celebration of togetherness and connection. The closing presentation featured a collective singing performance by all committee members, organizers, and alumni of MAC FK Unismuh Makassar, marking the end of the event with a warm and memorable atmosphere.
MAC FK Unismuh Makassar Gelar “Gelora Seni MAC 2025” Tampilkan Ragam Budaya dalam satu panggung
Medical Art Club Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar (Medical Art Club FK Unismuh) menggelar pertunjukan seni “Gelora Seni 2025” di gedung AP. Pettarani Hall Makassar pada Sabtu, 7 Desember 2025, untuk mewadahi ekspresi dan apresiasi seni mahasiswa kedokteran melalui rangkaian penampilan musik, tari, teater, puisi, dan busana yang dikemas dalam tema perjalanan emosi.
Kegiatan yang berlangsung sejak sore hingga menjelang tengah malam ini disusun terstruktur melalui sesi pra-opening, pembukaan resmi, hingga lima kategori penampilan bertema bahagia, sedih, marah, takut, dan cinta yang disaksikan ratusan penonton dari kalangan mahasiswa, dosen, dan undangan umum lainnya.
Acara dibuka dengan kedatangan dan registrasi tamu undangan pada pukul 17.30–19.00 Wita, dilanjutkan sesi pra-opening berupa pemutaran video peraturan acara serta menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars Fakultas Kedokteran, dan Mars Universitas Muhammadiyah Makassar. Setelah itu, panitia menayangkan video sambutan, menghadirkan penampilan pembuka band bersama seluruh vokalis, dan seremonial pembukaan oleh pembawa acara sebelum masuk ke sesi sambutan resmi.
Dalam sambutan, Pembina Kegiatan Gelora Seni 2025 sekaligus Alumni dari MAC FK Unismuh, dr. Ikhsan Mursad menjelaskan bahwa kegiatan ini dirancang sebagai puncak apresiasi karya anggota Medical Art Club (MAC) selama satu tahun berkegiatan di bidang seni. Ia menegaskan, “Gelora Seni bukan hanya ajang hiburan, tetapi ruang bagi kami untuk menunjukkan bahwa mahasiswa kedokteran juga mampu berkarya dan berproses melalui seni.” ujar dr. Ikhsan Mursad di hadapan penonton. Menurut Ikhsan, konsep pengelompokan penampilan berdasarkan emosi dipilih agar pesan setiap karya lebih mudah dirasakan penonton.
Perwakilan Pimpinan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Unismuh Makassar yang diwakili Wakil Dekan III FKIK Unismuh Makassar, dr. Asdar, Sp.B, menyampaikan apresiasi terhadap kerja panitia dan MAC dalam menjaga tradisi pertunjukan seni. Ia menilai, kegiatan seperti Gelora Seni mendukung pembentukan karakter mahasiswa kedokteran yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga peka terhadap nilai kemanusiaan dan empati melalui seni. Dalam sambutannya, dr. Asdar juga mendorong agar kegiatan serupa terus berlanjut dengan inovasi tema yang relevan dengan dinamika mahasiswa.
Ketua Medical Art Club FK Unismuh, Muh. Nurriansyah, menambahkan bahwa gelaran ini melibatkan lintas angkatan dan berbagai minat seni, mulai dari musik, tari, teater, hingga sastra. “Setiap penampilan adalah hasil latihan panjang dan kolaborasi antar divisi MAC, sehingga malam ini menjadi momentum bagi anggota untuk menuai hasil jerih payah mereka,” kata Nuriansyah dalam sambutannya. Ia berharap, ke depannya MAC semakin dikenal sebagai wadah pembinaan seni yang konsisten di lingkungan fakultas.
Memasuki segmen “Kategori Bahagia”, panggung dibuka dengan penayangan video transisi yang menggambarkan nuansa keceriaan sebelum dilanjutkan penampilan tari “Sumange Sipakalebbi” berdurasi sekitar 10 menit. Tarian ini dibawakan oleh penari berbusana adat yang memadukan gerak tradisional Bugis-Makassar dengan koreografi modern sehingga mengundang tepuk tangan meriah penonton. Setelah itu, suasana gembira dipertahankan lewat penampilan dance modern, paduan suara dengan lagu medley, dan parade busana oleh 10 model yang menampilkan variasi kostum berwarna cerah.
Nuansa acara kemudian bergeser ke “Kategori Sedih” melalui transisi video dan pengantaran singkat dari MC yang menjelaskan perubahan mood panggung. Pada segmen ini, penonton disuguhkan penampilan puisi, diikuti duet lagu “Percuma” oleh Sri Mulyani dan Fauzan Maulana serta penampilan solo Divia Tifani membawakan lagu “Terlalu Manis”, yang seluruhnya menonjolkan ekspresi kehilangan dan penyesalan. Penampilan HEXO Band dengan lagu “Serana Duka (Mix)” menutup rangkaian kategori ini dan mempertegas tema kesedihan yang ingin disampaikan.
“Kategori Marah” menampilkan energi berbeda melalui tari “Maudu Lompoa” berdurasi sekitar 7 menit yang diwarnai gerak dinamis dan tempo cepat. Segmen ini dilanjutkan duet nyanyi oleh Siti Nurmasuci dan Kirani, sebelum puncaknya berupa pementasan teater berdurasi 15 menit yang mengisahkan konflik batin dan ketegangan sosial. Salah satu pemain teater mengungkapkan bahwa permainan emosi di panggung membantu mereka melatih kepekaan dan keberanian berbicara tentang isu-isu di sekitar mahasiswa.
Memasuki “Kategori Rasa Takut”, MC kembali memandu penonton melalui transisi video dan pengantar singkat mengenai keresahan yang ingin dihadirkan dalam karya. Rangkaian penampilan pada segmen ini diisi paduan suara dengan lagu “Terbuang Dalam Waktu” selama 10 menit, diikuti Accé Band yang membawakan lagu “33x”, Fibriles Band dengan dua lagu, serta Arthymia Band
Kegiatan ini kemudian ditutup dengan kategori emosi “Cinta” untuk menggambarkan euforia suasana keakraban dalam acara ini, yang diisi dengan penampilan menyanyi bersama oleh seluruh panitia, pengurus, alumni dari MAC FK Unismuh Makassar
