Through Monthly Recitation, FKIK Unismuh Instills the Values of Worship in the Medical Profession
October 11, 2025 Comments Off on Through Monthly Recitation, FKIK Unismuh Instills the Values of Worship in the Medical Profession news media-fkik.id

Makassar — As part of its continuous effort to nurture the spirituality of its academic community and strengthen Islamic character within the campus environment, the Faculty of Medicine and Health Sciences (FMHS) of Universitas Muhammadiyah Makassar consistently holds monthly recitation sessions. This activity serves as a platform for lecturers, administrative staff, and students to reflect on the balance between medical science and Islamic values, which form the spiritual foundation of Muhammadiyah higher education.

The most recent session carried the theme “The Jurisprudence of Worship for Health Workers and Patients” and was conducted online via Zoom Meeting on Saturday (October 11, 2025). The event featured Dr. KH. Abbas Baco Miro, LC., M.A as the keynote speaker — a renowned scholar known for his expertise in contemporary Islamic jurisprudence, particularly in issues related to health and the medical profession.

In his presentation, KH. Abbas Baco Miro emphasized the importance of understanding Islamic jurisprudence among health professionals so that they can continue to fulfill their religious obligations even while serving in medical settings. “Health workers bear great responsibility for their patients, but they must not neglect their spiritual obligations to Allah SWT,” he stated.

He further explained that Islam upholds principles of compassion and ease, especially regarding acts of worship for those who are ill or in emergency conditions. “Allah does not burden a soul beyond its capacity. When doctors, nurses, or patients face limitations, Islam provides rukhsah (concessions) not to abandon worship, but to adapt it according to one’s ability,” said KH. Abbas.

Moreover, he reminded that an understanding of the jurisprudence of worship among health professionals is essential to ensure that medical decisions do not conflict with Islamic principles. “We must recognize the boundaries between medical necessities and acts of worship — such as how health workers may perform prayers while on duty in the operating room, or how patients can continue to worship despite being bedridden,” he explained.

According to him, health professionals also carry a vital role in spiritual guidance. “Patients need more than just medicine; they need peace of mind. Health workers who understand religion can bring comfort, guiding patients to remain grateful and patient through illness,” KH. Abbas added.

Dean of FMHS Universitas Muhammadiyah Makassar, Prof. Dr. dr. Suryani As’ad, M.Sc., Sp.GK(K), expressed her appreciation for the ongoing implementation of the monthly recitation. She emphasized that the program reflects FKIK’s commitment to shaping health professionals who are not only academically excellent but also spiritually grounded. “We aim to ensure that FKIK Unismuh graduates are not only competent in medical science but also guided by Islamic values that inform their practice in healthcare,” she stated.

Through this initiative, FMHS Universitas Muhammadiyah Makassar continues to foster an academic atmosphere that is both religious and humanistic. The monthly recitation stands as a manifestation of the faculty’s dedication to developing health professionals who excel academically, embody Islamic ethics, and uphold integrity in serving the community.


Lewat Pengajian Bulanan, FKIK Unismuh Tanamkan Nilai Ibadah dalam Profesi Kesehatan

Makassar — Sebagai upaya membina spiritualitas civitas akademika dan memperkuat karakter islami di lingkungan kampus, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Makassar secara konsisten melaksanakan kegiatan pengajian bulanan. Kegiatan ini menjadi wadah refleksi bagi dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa untuk menyeimbangkan antara keilmuan medis dan nilai-nilai keislaman yang menjadi ruh perguruan tinggi Muhammadiyah.

Kegiatan pengajian kali ini mengangkat tema “Fikih Ibadah Tenaga Kesehatan dan Orang Sakit” dan digelar secara daring melalui Zoom Meeting pada Sabtu (11/10/2025). Acara menghadirkan Dr. KH. Abbas Baco Miro, LC., M.A sebagai pemateri utama, seorang ulama dan cendekiawan yang dikenal luas dalam bidang fikih kontemporer, khususnya yang berkaitan dengan kesehatan dan profesi medis.

Dalam pemaparannya, KH. Abbas Baco Miro menekankan pentingnya pemahaman fikih bagi tenaga kesehatan agar tetap dapat menjalankan kewajiban ibadah meskipun dalam kondisi bekerja di lingkungan medis. “Tenaga kesehatan memiliki tanggung jawab besar terhadap pasien, namun tidak boleh melupakan tanggung jawab spiritual kepada Allah SWT,” ujarnya.

Beliau menjelaskan bahwa dalam Islam, prinsip kemudahan dan kasih sayang sangat dijunjung tinggi, termasuk dalam urusan ibadah bagi mereka yang sedang sakit atau berada dalam kondisi darurat. “Allah tidak membebani seseorang di luar kemampuannya. Ketika seorang dokter, perawat, atau pasien berada dalam kondisi terbatas, Islam memberikan rukhsah atau keringanan, namun bukan untuk meninggalkan ibadah, melainkan menyesuaikannya,” tutur KH. Abbas.

Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa pemahaman fikih ibadah di kalangan tenaga kesehatan penting agar keputusan medis tidak bertentangan dengan nilai-nilai syariat. “Kita perlu memahami batasan antara kebutuhan medis dan pelaksanaan ibadah. Misalnya, bagaimana tata cara shalat bagi tenaga kesehatan yang sedang bertugas di ruang operasi, atau bagaimana pasien dapat tetap beribadah meski dalam kondisi terbaring,” jelasnya.

Menurutnya, tenaga kesehatan juga memiliki peran dakwah yang sangat besar di tengah profesinya. “Pasien bukan hanya membutuhkan obat, tetapi juga ketenangan batin. Tenaga kesehatan yang memahami agama dapat menjadi penyejuk, membimbing pasien agar tetap bersyukur dan sabar dalam ujian sakit,” kata KH. Abbas.

Dekan FKIK Unismuh Makassar, Prof. Dr. dr. Suryani As’ad, M.Sc., Sp.GK(K), menyampaikan apresiasinya terhadap pelaksanaan pengajian bulanan ini. Ia menegaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari komitmen FKIK untuk membentuk tenaga kesehatan yang unggul secara akademik sekaligus memiliki integritas spiritual yang kuat. “Kami ingin memastikan bahwa lulusan FKIK Unismuh tidak hanya cakap dalam ilmu kedokteran, tetapi juga memahami nilai-nilai keislaman yang menjadi pedoman dalam pelayanan kesehatan,” ujarnya.

Melalui kegiatan ini, FKIK Unismuh Makassar berharap dapat terus menumbuhkan atmosfer akademik yang religius dan humanis. Pengajian bulanan ini menjadi wujud nyata komitmen FKIK dalam membentuk tenaga kesehatan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga berkarakter islami dan beretika dalam melayani masyarakat.