“Towards Healthy and Independent Elderly: Smart in Managing Medicines, Alert in Facing Emergencies
The Population and Family Planning Office (DPPKB) of Makassar City, in collaboration with a team of healthcare lecturers, held a health education event titled “Towards Healthy and Independent Elderly: Smart in Managing Medicines, Alert in Facing Emergencies” on Tuesday, September 30, 2025, at the Elderly School of Kesdam Monginsidi, Makassar.
The program aimed to improve elderly participants’ understanding of proper medication management and preparedness for medical emergencies through counseling, live demonstrations, and interactive discussions with pharmacists and public health professionals.
This activity was part of efforts to support the Quickwin Sidaya program in elderly empowerment across Makassar. DPPKB Makassar involved a team of lecturers led by apt. Zakiah Thahir, S.Farm., M.Kes., and members: Ananda Ramadani, S.Farm., M.Si., apt. Sitti Nurjanna, S.Farm., M.Clin.Pharm., apt. Suhartini, S.Farm., M.Tr.Adm.Kes., and apt. Zulfahmi Hamka, S.Farm., M.Si.
Team leader, apt. Zakiah Thahir, explained that as life expectancy increases in Indonesia, it must be matched by efforts to improve the quality of life among the elderly. “Seniors need to be equipped with basic knowledge about medication use to avoid dangerous errors,” Zakiah said during her remarks.
She added that many elderly individuals do not understand the difference between over-the-counter and prescription drugs or how to store them properly. This often leads to adverse drug reactions or harmful interactions, especially when medicines are mixed without proper guidance.
Ananda Ramadani shared that the training used a participatory approach with simulations and simple case studies. She noted that the participants were very active and enthusiastic during the Q&A session, with some even sharing personal experiences related to medication.
“Elderly participants weren’t just taught theory—they also practiced reading medication labels and recognizing signs of emergencies like severe dizziness or shortness of breath,” said apt. Sitti Nurjanna, who led the basic pharmacology session.
According to apt. Suhartini, the activity also emphasized personal safety. She explained that many elderly live alone and must be able to identify danger signs and know when to seek help. This education is considered essential for timely response in critical situations.
Participants came from various neighborhoods within the Kesdam Monginsidi area and were part of the Mariso Elderly School program. One participant, Hj. Nuraini (69), shared that she now feels more confident in managing her daily medications. “I used to be confused about when to take my pills. Now I know whether to take them before or after meals,” she said.
Apt. Zulfahmi Hamka highlighted the importance of carrying a personal medication list when visiting doctors or traveling. He said it helps healthcare professionals respond faster and prevent prescribing errors in emergencies.
In addition to the counseling sessions and demonstrations, participants received a pocket guide on medication use, a list of emergency contacts, and daily health tips. The event concluded with the awarding of participation certificates in recognition of the seniors’ active involvement.
Through this initiative, DPPKB Makassar hopes that senior citizens will become more independent in managing their health and better prepared for emergencies. Moving forward, similar events are planned, focusing on senior nutrition, mental health, and degenerative disease prevention
Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Makassar bekerja sama dengan tim dosen dari institusi kesehatan menggelar kegiatan edukasi kesehatan bertajuk “Menuju Lansia Sehat dan Mandiri: Cerdas Mengelola Obat, Siaga Hadapi Keadaan Darurat”, pada Selasa, 30 September 2025, di Sekolah Lansia Kesdam Monginsidi, Makassar.
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman para lansia dalam mengelola obat secara tepat dan menyiapkan diri menghadapi situasi darurat kesehatan, melalui penyuluhan, demonstrasi langsung, serta diskusi interaktif bersama para ahli farmasi dan kesehatan masyarak
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya mendukung program Quickwin Sidaya dalam pembinaan dan pemberdayaan lansia di Kota Makassar. DPPKB Kota Makassar melibatkan tim dosen yang diketuai oleh apt. Zakiah Thahir, S.Farm., M.Kes., dengan anggota: Ananda Ramadani, S.Farm., M.Si., apt. Sitti Nurjanna, S.Farm., M.Clin.Pharm., apt. Suhartini, S.Farm., M.Tr.Adm.Kes., dan apt. Zulfahmi Hamka, S.Farm., M.Si.
Ketua tim, apt. Zakiah Thahir, menjelaskan bahwa peningkatan usia harapan hidup di Indonesia harus diimbangi dengan peningkatan kualitas hidup lansia. “Lansia perlu dibekali dengan pemahaman dasar tentang penggunaan obat agar tidak terjadi kesalahan minum obat yang bisa membahayakan,” kata Zakiah dalam sambutannya.
Ia menambahkan bahwa banyak lansia yang belum memahami perbedaan antara obat bebas, obat keras, dan cara penyimpanan obat yang tepat. Hal ini bisa menyebabkan efek samping atau interaksi obat yang tidak diinginkan, terutama jika dikonsumsi bersamaan tanpa resep dokter.
Ananda Ramadani memaparkan bahwa pelatihan ini menggunakan pendekatan partisipatif dengan simulasi dan studi kasus sederhana. Ia menyebut para peserta cukup aktif dan antusias dalam sesi tanya jawab. Beberapa peserta bahkan membagikan pengalaman pribadi dalam menggunakan obat-obatan secara mandiri di rumah.
“Lansia tidak hanya diajari teori, tetapi juga praktik langsung seperti cara membaca label obat dan mengenali gejala kondisi darurat seperti pusing berat atau sesak napas,” ujar apt. Sitti Nurjanna saat memandu sesi edukasi tentang farmakologi dasar.
Menurut apt. Suhartini, kegiatan ini juga mengedepankan aspek keselamatan. Ia menjelaskan bahwa banyak lansia yang tinggal sendiri dan harus mengenali tanda-tanda darurat serta tahu kapan harus meminta bantuan. Edukasi ini diharapkan menjadi bekal penting bagi mereka untuk bertindak cepat dalam kondisi kritis.
Peserta kegiatan berasal dari berbagai kelurahan di wilayah kerja Kesdam Monginsidi dan merupakan binaan Sekolah Lansia Mariso. Salah seorang peserta, Hj. Nuraini (69), menyatakan bahwa ia kini lebih percaya diri mengatur sendiri obat-obatan yang biasa dikonsumsinya. “Dulu saya sering bingung waktu minum obatnya. Sekarang saya tahu harus minum setelah makan atau sebelum makan,” tuturnya.
Apt. Zulfahmi Hamka juga menekankan pentingnya membawa daftar obat saat kontrol ke dokter atau saat bepergian. Menurutnya, hal itu dapat mempercepat penanganan medis dalam keadaan darurat serta mencegah pemberian obat yang salah.
Selain penyuluhan dan demonstrasi, peserta juga menerima buku saku panduan pengelolaan obat, daftar nomor darurat, dan tips kesehatan harian. Kegiatan ini ditutup dengan penyerahan sertifikat partisipasi sebagai bentuk apresiasi atas keterlibatan aktif para lansia.
Melalui kegiatan ini, DPPKB Kota Makassar berharap para lansia menjadi lebih mandiri dalam menjaga kesehatannya dan siap menghadapi keadaan darurat. Ke depan, kegiatan serupa akan dilanjutkan dengan topik-topik seperti gizi lansia, kesehatan mental, dan pencegahan penyakit degeneratif.